Sekolah yang tenar dengan sebutan CMS, juga dikelola sepasukan
pengelola yang berjumlah 3.800, termasuk guru, staf, petugas kebersihan,
tukang becak, bahkan tukang listrik, tukang kayu dan tukang kebun.
CMS
juga punya 1.000 ruang kelas dan 3.700 unit komputer. Bayangkan berapa
alat tulis dan buku yang digunakan tiap tahunnya di sana.
Sekolah
yang berada di Kota Lucknow, Uttar Pradesh didirikan oleh Dr Jagdish
Gandhi (75) dan istrinya Bharti pada 1959. Kala itu, hanya ada 5 murid.
"Aku
menemui banyak kesulitan saat mendirikan sekolah ini pada 1959. Aku
menabuh gendang di seluruh kota Lucknow selama 15 hari, tapi tak ada
yang merespon. Tak ada yang datang ke sekolah," kata Dr Gandhi seperti
dimuat Daily Mail, 23 Agustus 2013. Namun pasangan itu tak
menyerah, bagi mereka pendidikan adalah hak asasi bagi anak. Mereka
ingin membantu mewujudkannya.
Hingga suatu hari Dr Gandhi dan
istrinya membujuk seorang perempuan untuk mengirim anak-anaknya. Sekolah
itu pun dimulai, dengan hanya 5 anak. "Semuanya sangat sederhana. Kami
hanya punya modal 300 rupee (Rp 51 ribu)," kata dia.
Keberadaan sekolah itu akhirnya menyebar dari mulut ke mulut. Jumlah murid pun akhirnya membengkak, hingga tak terbendung.
"Sama
sekali tak terbesit dalam pikiranku, ini bakal jadi sekolah terbesar di
dunia. Ada 20 kampus di seantero Lucknow. Jumlah kami (murid dan staf)
bahkan lebih banyak dari populasi penduduk kota," kata Dr Gandhi.
Rekor Dunia
Pertumbuhan
pesat CMS diakui Guinness Book of Records pada 2013, sebagai yang
terbesar di dunia. Mengalahkan Rizal High School di Manila, Filipina,
yang "hanya" punya 19.738 murid.
Saking besarnya, CMS pernah mengadakan acara bersama. Sebab, tak ada bangunan yang cukup menampung mereka semua.
"Seluruh
area Lucknow bakal macet berat jika kami mencoba mengadakannya. Jika 1
bus bisa memuat 50 orang, maka kami akan membutuhkan 1.000 bus untuk
membawa mereka semua," kata kepala sekolah, Geeta Kingdon, sekaligus
putri Dr Gandhi.
Hebatnya, sekolah ini tak mendapat kucuran dana
pemerintah sama sekali. Memungut biaya sekolah relatif terjangkau 1.000
rupee atau Rp 170 ribu per bulan untuk murid yunior dan 2.500 rupee atau
Rp 425 ribu untuk senior.
Seorang murid, Kanika Gupta (14)
mengaku senang dengan kondisi sekolahnya yang besar. "Berada di sekolah
terbesar di dunia berarti punya banyak teman, bertemu banyak orang,"
kata dia. Pihak sekolah mengusahakan, satu kelas tak punya lebih dari 50
anak -- rata-rata 45-47 murid.
Belajar Perdamaian
Meski
punya murid banyak, kualitas pendidikan tetap diperhatikan. Buktinya,
banyak murid yang akhirnya bisa bekerja di Amerika Serikat, kuliah di
Harvard, dan bekerja di Goldman Sachs.
Nilai-nilai dan etika
tinggi, serta mengajarkan anak-anak bagaimana menjadi warga negara yang
baik dalam hidup masyarakat, jadi prioritas.
Di samping mata
pelajaran tradisional seperti Geografi, Matematika, dan Bahasa Inggris,
siswa juga belajar tentang perdamaian dunia. CMS menjadi satu-satunya
sekolah di dunia yang akan diberikan penghargaan UNESCO atas upaya dalam
bidang ini.
Mata pelajaran tentang perdamaian digagas pendirinya,
Dr Gandhi. Ini alasannya: "Kami tidak hanya mengajar mata pelajaran
tetapi juga bagaimana mencintai dunia."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar